Penulis: Irma Gustiana Andriani, M.Psi, Psi
Sebagai orangtua, tentunya kita menginginkan si kecil tumbuh dan berkembang menjadi anak yang mampu menjalin relasi sosial dengan sebaya, atau orang lain yang usianya lebih mudah bahkan lebih tua darinya.
Lalu, keterampilan interpersonal apa saja yang perlu orangtua latih agar anak memiliki kecerdasan sosial?
1. Komunikasi Verbal
Kemampuan komunikasi secara lisan adalah keterampilan yang paling alami dan utama yang dibutuhkan oleh anak. Orangtua dapat mengembangkan keterampilan sejak dini, bahkan saat anak belum mengeluarkan kata sekalipun. Kemampuannya, baik menyerap ataupun mengekspresikan penting untuk dilatih. Mulai dari kosakata yang berkembang, kata-kata yang dirangkai menjadi kalimat sampai anak dengan lancar mengutarakan isi pikirannya.
2. Komunikasi Non-verbal
Sejak lahir, anak-anak mulai memahami seluk-beluk komunikasi non-verbal. Ekspresi wajah, ketegangan yang tak terucapkan secara lisan di saat penuh tekanan, gerakan tangan, semuanya dapat diamati. Sementara kata-kata kadang-kadang bisa saja disalahartikan, adapun komunikasi non-verbal memiliki peluang lebih tinggi untuk salah tafsir. Karena itu penting untuk tidak hanya mengajarkan anak-anak untuk 'membaca' situasi sosial, tetapi juga berhati-hati dengan komunikasi non-verbal mereka sendiri. Hal ini juga ada kaitannya dengan pembelajaran secara emosi, dimana anak perlu diajarkan bagaimana menampilan ekspresi yang tepat sehingga tidak salah dimengerti oleh orang lain.
3. Keterampilan Mendengarkan
Mengajarkan anak-anak untuk mendengarkan orang lain dan benar-benar mendengar apa yang mereka katakan, apakah mereka setuju atau tidak, adalah keterampilan yang akan memudahkan mereka dalam relasi sosialnya dengan orang lain. Keterampilan mendengarkan, bisa dilatih sejak dini dengan cara mengajarkan pada si kecil bagaimana menyimak sebuah cerita yang disampaikan si kecil dan memberikan tanggapan yang sesuai.
4. Negosiasi
Beberapa orang akan mengatakan bahwa anak-anak dilahirkan dengan kemampuan ini dan tampaknya memang beberapa anak secara alami berbakat dalam seni negosiasi. Keterampilan ini menjadi sangat penting bagi anak-anak untuk diajarkan orangtuanya karena akan bermanfaat saat ia menghadapi perselisihan di antara teman sebaya mereka. Misalnya, jika dua anak ingin menggunakan mainan yang sama, dapat bernegosiasi akan memungkinkan mereka untuk menemukan solusi yang membuat mereka berdua bahagia.
5. Pemecahan Masalah
Penting sekali mengajarkan anak untuk menyelesaikan masalah dengan tepat. Cara yang bisa dilakukan orangtua adalah dengan sering mengajak anak diskusi setiap kali anak menghadapi masalah. Coba dengarkan dahulu apa yang akan dilakukan anak saat ia menghadapi masalah, berikan feedback pada ide penyelesaian masalahnya, dan apresiasi jika anak-anak dapat memecahkan masalahnya dengan cara yang tepat. Misalnya saat berebut mainan, lalu anak diminta untuk duduk diskusi bersama, dan membuat keputusan berdasarkan kesepakatan seperti main bergantian atau main dengan batas waktu.
6. Pengambilan Keputusan
Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menawarkan dua pilihan untuk makan siang kepada mereka. Ketika mereka menjadi mahir menimbang pro dan kontra dari pilihan-pilihan kecil, mereka dapat diberikan kesempatan untuk membuat keputusan yang lebih besar.
7. Ketegasan
Meskipun istilah tegas kadang-kadang memiliki konotasi negatif, pada dasarnya ketegasan adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan dan keinginan. Cara melatihnya adalah dengan berikap kosisten dan komitmen terhadap apa yang sudah ditetapkan, terutama aturan dasar di dalam keluarga. Dengan demikian, anak akan belajar memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.